Label

Senin, 13 Desember 2010

Mahasiswa Ciptakan Sofware Klinis Diabetes

YOGYAKARTA, (PRLM).- Sejumlah perangkat software sistem pendukung keputusan klinis dalam penatalaksanaan penyandang diabetes melitus (DM) berhasil diciptakan oleh lima mahasiswa Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.

Penemuan tersebut tidak serempak melainkan beda-beda semester dan beda waktu penelitiannya. Saat ini, software tersebut dalam tahap integrasi dari lima paket pendeteksi DM menjadi satu paket.

Direktur Pasca Sarjana Teknik Industri UII Dr. Sri Kusumadewi menyatakan, paket software penatalaksanaan penyandang DM tersebut terdiri dari software deteksi dini dan sistem antisipasi DM, software terapi, software rekomendasi menu makanan penderita DM, software latihan jasmani DM, software mode antisipasi komplikasi DM.

“Semuanya karya mahasiswa strata satu (S1). Saat ini dalam persiapan integrasi oleh mahasiswa strata dua (S2). Mahasiswa S2 dimaksud salah satu penemu software,” kata dia, Jumat (23/7).

Menurut dia, penatalaksanaan integrasi dalam tahap penelitian oleh mahasiswa S2 Magister Teknik Informatika UII. “Bila selesai penelitian dan berhasil diintegrasikan, software tersebut bisa dilauncing untuk keperluan publik, terutama dokter dan penderita DM,” kata dia.

Software dasar penatalaksanaan DM tersebut, katanya, semuanya berbasis website. Publik pengunduh webs tersebut, nantinya bisa membaca sebagian. Apabila ingin lengkap bacaannya, itu harus melalui prosedur operator.

Pada tahap awal penelitian hingga diciptakan software oleh mahasiswa S1, menurut dia, semua software telah diuji oleh dokter spesialis dalam dan diuji coba kepada 10 pasien untuk setiap sebuah software atau 50 pasien untuk lima software.

Keunggulan lima software tersebut, materi isi menu bersifat update sesuai dengan kondisi penderita DM. Materi Update materi didasarkan atas rekomendasi dokter yang merawat pasien. Misalnya menu diet pendeita DM, setiap hari atau setiap waktu yang dibatasi akan terus diperbarui jenis makanan yang dikonsumsi pasien. Begitu juga softwate terapi, pasien akan diberitahu secara otomatis melalui pesan pendek (SMS) jadwal pemeriksaan, penyuntikan insulin, dan jadwal janji dengan dokter.

“Software ini sifatnya alat bantu. Resep menu atau tindakan medis seperti apa yang dipergunakan, itu sepenuhnya tanggungjawab dokter. Software itu hanya alat bantu, keputusan tindakan tetap pada dokter dan pasien pengguna software setelah ada petunjuk atau rekomendasi dokter,” ujar dia.

Soal paten software, dia menyatakan masih dipikirkan langkah-langkahnya sambil mengintegrasikan semua software hingga menjadi siap pakai. (A-84/das)***

(sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/118427)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar